Sebenarnya konsep AI (Artificial Intelligence) atau Kecerdasan Buatan sudah dimulai sejak tahun 1950-an, salah satu pelopornya adalah Alan Mathison Turing atau kita kenal dengan Alan Turing. Dia dianggap sebagai seorang pahlawan di Inggris karena membantu memecahkan pesan rahasia Jerman pada masa Perang Dunia Ke-2. Namun sayang sekali, dia meninggal bunuh diri pada tahun 1954 karena orientasi seksuanya yang dipermasalahkan. Okay, itu sejarah singkat soal AI. Jika ingin lebih, cari tahu sendiri.
Mari kita masuk ke pembahasan utama, perihal AI vs Manusia, khususnya dalam skill menulis. Mana yang lebih baik? Here we go!
Di sini kita menggunakan ChatGPT. Okay, kita perintahkan untuk membuat sebait puisi soal Timah Berwarna Emas. Wew, sungguh menakjubkan! Lihat hasilnya di bawah:
Mimpi para penjelajah, terdampar di pinggiran muara
Berlayar ke negeri jauh, mencari keabadian dan kekayaan
Namun di hadapanmu, kita sadari kekayaan tak hanya materi
Timah berwarna emas, kau ajarkan makna sejati tentang kehidupan
Engkau tak perlu megah, tak perlu berkilau seperti permata
Namun di kepolosanmu, tercipta keajaiban yang abadi
Di tangan penulis, kau menjadi bait-bait puisi yang menyentuh
Timah berwarna emas, kau mengajariku tentang keberanian dan keberagaman
Ya, puisi di atas cukup bagus namun terasa hambar dan kaku (Serasa ada yang kurang, apa yaa?). Apakah ada timah berwarna kuning? Sejatinya tidak ada, timah itu berwarna putih keperakan namun jika dipadukan dengan tembaga akan menghasilkan perunggu. Kita tahu bahwa dalam sebuah kompetisi, perunggu diberikan kepada juara 3. Puisi tersebut seolah-olah perunggu bisa membuat kita kaya, setara dengan emas.
Oiya, ada kelemahan fatal lainnya: Penulis memerintahkan untuk menulis sebait puisi, namun malah dibuatkan beberapa bait puisi. Lol, ChatGPT ini terlalu rajin.
Selain itu, AI ini bisa disalahgunakan untuk jalan pintas untuk menulis. Hal tersebut bisa digunakan oleh para penulis maupun non-penulis yang malas untuk berpikir dan dampaknya akan bermunculan tulisan yang sama dan tidak bermutu. Penulis hebat itu karena dia berbeda dan memiliki keunikan tersendiri. Coba sesekali baca kumpulan cerpen dari Eka Kurniawan, kau akan tahu seperti apa tulisan yang berkualitas itu.
Jadi, bagaimana menurutmua? Mana yang lebih baik? Tulisan AI atau manusia? Berikan sebait puisi indah di kolom komentar untuk membuktikan bahwa puisimu lebih baik daripada puisi buatan AI.

Komentar
Posting Komentar